Pencemaran Tumpahan Minyak Sungai Alalak dan Awang Dipastikan Berkurang
2 min readBANJARMASIN – Untuk pencemaran Sungai Alalak dan Awang akibat tumpahan bahan bakar minyak jenis High Sulfur Fuel Oil (HSFO), saat ini sudah berkurang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin Alive Yoesfah Love mengatakan, pihaknya sudah memanggil dan meminta penjelasan langsung dari pihak perusahaan terkait peristiwa pencemaran aliran sungai tersebut, yang terjadi beberapa waktu lalu..
“Mereka minta waktu dua minggu untuk pembersihan, dan itu akan terus kita kawal agar pembersihannya bisa secara menyeluruh,” ujarnya, kepada sejumlah wartawan, Selasa (23/8).
Menurut Alive, berdasarkan penjelasan pihak perusahaan, peristiwa itu terjadi tanpa kesengajaan, karena waktu itu sungai sedang surut dan kapal tongkang pembawa minyak yang bersandar di dermaga miliknya miring akibat tingginya endapan di sisi sungai.
“Karena itu, kapalnya miring dan ada yang tumpah ke sungai. Dan kita meminta komitmen mereka agar bertanggung jawab untuk membersihkannya,” ujar Alive.
Sementara itu, Kepala DLH Batola Fahriana mengatakan, saat ini dapat dilihat untuk pencemaran sudah ada pengurangan.
“Pihak perusahaan telah melakukan pembersihan sungai, dengan mengikat minyak melalui metode penyebaran eceng gondok,” tuturnya.
Meski sudah berkurang, lanjut Fajriana, pihaknya masih mengambil sampel yang kedua. Yang hasilnya bisa diketahui sepekan ke depan.
“Kami berharap ke depan bahwa pihak perusahaan bisa mengikuti SOP yang berlaku. Selain pengelolaan lingkungan, juga dalam hal bongkar muat pun mesti harus diperhatikan,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, DLH Batola merencanakan pertemuan dengan perusahaan lainnya, agar tidak melakukan pencemaran lingkungan.
“Kami berharap kejadian serupa tidak terulang kembali,” ucapnya.
Sedangkan pihak perusahaan Kepala Cabang Banjarmasin PT Intim Putra Perkasa Teguh Santoso mengatakan, bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi.
“Kami telah mengerahkan delapan armada untuk membersihkan cemaran minyak tersebut,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Teguh, pihaknya akan menambah armada dan petugas lagi. Khususnya, membersihkan minyak yang menempel di tanaman yang ada di pinggir sungai tersebut.
“Kami akan bertanggungjawab untuk membersihkan sungai tersebut,” ucap Teguh.
Seperti diketahui, pencemaran terjadi pada Rabu 10 Agustus 2022 lalu. Sebuah kapal tongkang berisi minyak yang karam di tepian Sungai Alalak, Kabupaten Batola. Persisnya, di kawasan Kompleks H Anang Maskur. (SRI/RDM/RH)