3 Desember 2024

LPPL Radio Abdi Persada 104,7 FM

Bergerak Untuk Banua

Pemprov Kalsel Gelar Rakor Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi ASN

2 min read

BANJARBARU – Bekerjasama dengan Satgaswil Kalsel Densus 88, Pemprov Kalsel menggelar rapat koordinasi (rakor) Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah provinsi di Gedung Idham Chalid Setdaprov Kalsel, di Banjarbaru, Rabu (20/7) pagi.

Kepala Satgaswil Kalsel Densus 88, Surya Putra, saat memberikan materi tentang pencegahan Radikalisme dan Intoleransi

Melalui Asisten 1 Pemerintahan dan Kesra, Nurul Fajar Desira, Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor menyampaikan, paham Radikalisme dan Intoleransi harus terus dilawan agar tidak tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bangsa.

Suasana rakor pencegahan Radikalisme dan Intoleransi bagi ASN lingku Pemprov Kalsel

Radikalisme dan Intoleransi menurutnya juga akan sangat mengganggu dan mengancam keamanan, ketertiban, menimbulkan rasa takut masyarakat secara luas serta mampu menimbulkan perpecahan dan permusuhan.

“Paham ini bisa muncul di berbagai lingkungan dan lapisan masyarakat tanpa kecuali di kalangan kita ASN,” ucapnya.

Di berbagai media pemberitaan disebutkan Fajar Desira, cukup sering tersiar ASN yang terpapar paham menyimpang tersebut. Oleh karena itu lanjutnya, pencegahan Radikalisme dan Intoleransi ini sangat perlu digaungkan, sebelum informasinya sudah tersebar luas.

“Mari kita galakkan anti propaganda, anti radikalisme, pada pendidikan formal dan keluarga,” serunya.

Disamping itu, ungkap Fajar Desira, peningkatan efektifitas, keterpaduan dan sinergi dalam pencegahan Radikalisme dan Intoleransi ini, melalui kewaspadaan dini yang melibatkan semua unsur atas semua lapisan masyarakat.

“Baik di tingkat provinsi, kabupaten kota, kecamatan, hingga kelurahan desa termasuk di lingkungan kita,” ungkapnya.

Kalsel sendiri beber Fajar Desira, bukan termasuk provinsi yang tinggi dalam tindak Radikalisme dan Intoleransi ini. Hal tersebut menurutnya, terlihat dari sejarah yang menujukkan warga Kalsel yang hidup secara heterogen, alias mampu berdampingan dengan suku, ras, dan agama yang berbeda.

“Kita bersyukur selama ini kita mampu hidup dengan tentram dan damai meskipun ada beberapa kasus yang belum masuk kategori mengancam,” tutupnya. (SYA/RDM/RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.