Ulama dan Umara Diharapkan Bersinergi Rawat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
2 min read
BANJARMASIN – Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Suripno Sumas kembali melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (Wasbang) dengan tema ‘Peranan Ulama dan Umara dalam Merawat Persatuan dan Kesatuan Indonesia’ di Kota Banjarmasin, Selasa (12/7).

Suripno menyampaikan diangkatnya tema tersebut, selain berkaitan dengan wawasan kebangsaan, pihaknya juga menginginkan agar para Ulama dan Umara memiliki persepsi yang sama akan pentingnya sinergitas untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kita ingin khususnya kepada Ketua-ketua RT dan RW bisa lebih mengenal dan meresapi kondisi saat ini dimana banyak sekali aliran yang tidak sepaham dengan apa yang diinginkan oleh negara dan bangsa ini. Kita sudah sepakati NKRI harga mati,” tegasnya.
Melalui ulama, lanjut Suripno, diharapkan memberikan pencerahan kepada para umara, yang diketahui para Ketua RT dan RW adalah umara yang posisinya berada di paling bawah.
“Jadi kita berikan kesepahaman, sehingga mereka bisa mengetahui dan memahami, seperti halnya terkait radikal. Maka dikupaslah radikal itu, sehingga para umara ini lebih mengenal kondisi adanya kelompok-kelompok radikal,” jelasnya.
Dengan memberikan gambaran seputar radikalisme, diharapkan mereka para umara lebih mengetahui terkait ekstrim dan radikal agar nantinya bisa mengantisipasi di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.
Sementara itu, terkait peranan ulama dan umara, Mantan Dekan Fakultas Dakwah UIN Antasari Banjarmasin, Mukhyar Sani sebagai narasumber dalam sosialisasi tersebut, mengutip sabda nabi dalam salah satu hadist, ada empat elemen yang harus bersinergi dalam tata pemerintahan, baik ditingkat bawah seperti Ketua RT maupun ditingkat atas.
Ia menjelaskan masing-masing elemen tersebut memiliki perannya masing-masing, diantaranya posisi Ulama sebagai pewaris Nabi harus memberikan pencerahan kepada umatnya. Sedangkan posisi umara yakni semaksimal mungkin menampilkan keputusannya yang adil, yang tidak memihak kepada yang tidak benar, tapi yang memihak kepada kebenaran.
“Artinya, umara itu harus menegakkan kebenaran tidak boleh tidak adil,” ingatnya.
Selanjutnya, keberadaan orang-orang kaya diniali penting, karena diharapkan mereka memberikan sumbangan harta kekayaannya sebagai wujud kedermawannya dan mempersempit jurang antara si kaya dan si miskin. Sementara keberadaan orang-orang miskin juga penting karena tanpa mereka tidak ada orang-orang kaya.
“Doa orang miskin itu sangat hebat, mereka doakan umara agar bersikap adil, kemudian orang kaya di doakan agar dermawan,” tutupnya. (NRH/RDM/RH)