Balitra Bersama Pemprov Kalsel Gelar Panen Bersama Jagung Varietas JH 37
2 min readBANJARBARU – Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balitra) kota Banjarbaru menggelar panen jagung varietas JH37 pada lahan sains sekitaran kantornya dengan luas tiga hektare, pada Kamis (30/6). Panen bersama ini dihadiri Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, yang diwakili Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Kalsel Suparno, bersama Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel Syamsir Rahman.
Kepada sejumlah awak media, Suparno menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kalsel selalu mendorong kegiatan pertanian agar nantinya bisa menjadi sentral pangan nasional. Varietas jagung JH 37 yang baru saja dipanen diharapkan, dapat berkembang dan disukai oleh masyarakat Kalsel. Dengan adanya varietas ini, maka Kalsel tidak hanya menjadi penyangga beras nasional namun juga akan menjadi penyangga pangan nasional.
“Kegiatan kali ini dapat membantu peningkatan jumlah panen jagung di Kalsel, sehingga tanaman jagung bisa surplus seperti tanaman padi,” ucap Suparno.
Sementara Itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel Syamsir Rahman mengatakan, untuk hasil panen jagung kali ini, pihaknya menilai panen jagung JH 37 sudah bisa berkembang di wilayah Kalsel, dan hal tersebut merupakan hal yang membanggakan untuk banua ini.
“Secara teknis sudah bagus sekali, karena pada saat tumbuh, tidak ada terkena serangan hama,” sahut Syamsir Rahman.
Syamsir Rahman menambahkan, tanaman jagung merupakan varietas unggulan nomor dua setelah beras dengan jumlah produksi 400 ribu ton per tahunnya. Jumlah tersebut sudah memenuhi kebutuhan Kalsel untuk dua pabrik produksi jagung.
Ditempat yang sama, Kepala Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Agus Hasbianto menyampaikan, varietas jagung JH 37 mempunyai kelebihan dibanding varietas jagung lainnya, yakni dapat panen lebih cepat dan tahan terhadap sejumlah penyakit hama, sehingga petani disarankan dapat menanam varietas jagung JH 37.
“Jagung yang dipanen kali ini berumur kurang lebih 105 hari, untuk menanamnya pun, sangat hemat dalam penggunaan pupuk, meski ditanam di atas lahan rawa,” tutup Agus. (MRF/RDM/RH)