BKKBN Kalsel Terus Berupaya Turunkan Angka Stunting
2 min readBANJARMASIN – Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Selatan, terus berupaya menurunkan angka stunting.
Menurut Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Selatan, Ramlan, kepada Abdi Persada FM, baru baru tadi, pihaknya terus menjalin koordinasi dengan Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kalimantan Selatan, untuk bersinergi dalam melakukan percepatan penurunan angka stunting.
“Kalsel merupakan tertinggi 10 besar yaitu rangking ke enam, dari 13 kabupaten dan kota, yang harus ditangani serius tiga kabupaten yakni kabupaten Banjar sebesar 40,2 persen, kabupaten Tanah Laut 33,5 persen, dan kabupaten Barito Kuala, juga bagi 10 kabupaten dan kota lain,” ungkapnya
Disampaikan Ramlan, penyebab tinggi angka stunting ini, karena kurangnya pengetahuan orangtua dalam memberi pemenuhan gizi yang seimbang, sejak janin dalam kandungan hingga anak dilahirkan. Padahal masa pertumbuhan anak itu dimulai dari embrio sampai berusia dua tahun, yakni masa tumbuh kembang otak anak, sehingga diatur sekarang mewajibkan calon pasangan pengantin untuk melakukan pemeriksaan kesehatan 3 bulan sebelum pernikahan, yaitu perempuannya harus diberikan pil penambah darah dan diberi asam folat, supaya sel telurnya betul-betul sehat dan siap dibuahi. Kemudian setelah hamil calon ibu penting untuk mengonsumsi zat yang bergizi sehingga anaknya lahir tidak mengalami stunting.
“Kita berikan edukasi kepada calon pengantin, agar nanti anak yang dilahirkan tidak stunting, karena kesehatan sangat penting, untuk mencegah gizi buruk sejak dini,” katanya
Lebih lanjut Ramlan menambahkan, saat ini pihaknya sudah membentuk tiga ribu tujuh puluh lima tim pendamping keluarga, setiap tim terdiri dari 3 orang, mewakili bidan desa, kader pemberdayaan kesejahteraan keluarga atau (PKK) dan kader Keluarga Berencana atau (KB), tim ini menyesuaikan program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana atau (Bangga Kencana). Satu desa tidak hanya satu tim namun bisa beberapa tim, ukuran standar tim menangani stunting ada sekitar enam ribu penduduk.
“Kita bentuk tim pendamping keluarga ini, bertugas mendampingi keluarga yang melahirkan anak beresiko stunting, calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, dan balita di bawah 2 tahun, demi mempercepat penurunan angka stunting di Kalsel,” tutup Ramlan. (NHF/RDM/RH)