Petani di Kalsel Diharapkan Beralih Memakai Pupuk Hayati
1 min readBANJARBARU – Penggunaan pupuk kimiawi dan pupuk hayati masih menjadi polemik bagi para petani di Kalimantan Selatan. Murahnya harga pupuk kimia menjadi salah satu faktor para petani sering menggunakan pupuk ini untuk menyuburkan tanaman, namun kerugian pemakain pupuk juga dirasakan bagi para petani, seperti percepatan kerusakan lahan pertanian. Oleh karena itu, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) provinsi Kalsel mengimbau, agar para petani mengurangi penggunaan pupuk kimiawi.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas TPH Provinsi Kalsel Syamsir Rahman belum lama tadi. Ia menyampaikan, petani-petani di Kalsel sudah terbiasa menggunakan pupuk kimia dilahan mereka, penggunaan pupuk kimia berkelanjutan dapat menyebabkan beban tanah yang semakin berat akibat memikul beban kimiawi dan mengakibatkan percepatan kerusakan lahan. Sehingga untuk mengganti penggunaan pupuk kimia, para petani diimbau untuk menggunakan pupuk hayati.
“Memang harga pupuk hayati lebih mahal, namun keuntungannya banyak juga, pupuk hayati lebih ramah lingkungan dari pada pupuk kimiawi,” ungkap Syamsir Rahman.
Syamsir melanjutkan, dengan berganti menggunakan pupuk hayati, selain membuat lahan pertanian para petani akan semakin subur, pupuk hayati juga ramah terhadap lingkungan, tidak menimbulkan pencemaran, dan hasil produksi mampu bersaing dengan pupuk kimiawi.
“Sudah banyak pupuk hayati yang muncul walaupun harganya masih tinggi, tetapi para petani masih menganggap penggunaan pupuk kimiawi lebih mudah digunakan sehingga masih banyak yang memakai pupuk kimiawi,” tutup Syamsir. (MRF/RDM/RH)