Webinar Literasi Tanah Laut; Produktif di Masa Pandemi dengan Literasi Digital
3 min readTANAH LAUT – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema ‘Produktif di Masa Pandemi dengan Literasi Digital.’ Sabtu (30/10/2021) pukul 10.00 WITA. Acara dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel Abrijani Pangerapan dan Bupati Tanah Laut Sukamta, juga Rektor Uniska Abdul Malik, dengan menghadirkan pembicara berkompeten.
Dalam diskusi ini dipandu moderator Aulia Mawardhika yang menghadirkan narasumber pertama Idzani Muttaqin yang memaparkan materi tentang ‘Peranan Cyber Ethic Dalam Menciptakan Rasa Aman, Nyaman dan Toleransi Dalam Dunia Virtual’.
Idzani menuturkan, jumlah pengguna internet Indonesia terus meningkat, mencapai 202,6 juta hingga Januari 2021. Mengalami kenaikan 15,5 persen atau lebih dari 27 juta orang dibandingkan data tahun 2020.
Kata dia, pentingnya etika di dunia virtual meliputi berbagai hal yakni:
1. Adanya kemajemukan para pengguna internet.
2. Komunikasi di media internet mengandalkan teks semata.
3. Di media internet content tidak hanya langsung tertuju pada kepada pengguna yang diinginkan.
4. Media internet tidak terlepas dengan dunia nyata.
5. Pentingnya pemahaman hak dan kewajiban para pengguna internet.
6. Pengguna internet memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.
7. Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonym.
8. Berbagai macam fasilitas dalam internet memungkinkan seseorang untuk bertindak tidak etis.
Adapun, beberapa cyber ethic adalah sopan dalam berkata-kata, tidak memberikan info yang belum valid, tidak menggunakan kata-kata yang mengandung sara, tidak memberikan data privasi, hindari perselisihan, hati-hati dalam penggunaan huruf kapital, dan memberi maaf ketika orang lain melakukan kesalahan.
“Etika versi The Internet Engineering Task Force (IETF) ialah, mengikuti aturan yang ada pada kehidupan sehari-hari ketika sedang online dan hormatilah orang yang saat itu sedang berinteraksi,” ucapnya.
Narasumber kedua Siti Erlina dengan materi tentang ‘Aman Berbelanja Online’.
“Kelebihan saat kita berbelanja secara langsung adalah kita bisa lebih menjamin kondisi barang yang dibeli secara pasti, dan barang tersebut langsung berada di tangan kita setelah selesai dibayar. Berbeda halnya dengan kita ketika belanja online,” ucapnya.
Erlina menjelaskan, tips berbelanja online ialah, lakukan riset terlebih dahulu terhadap toko penjual barang yang akan dibeli dan pastikan status toko adalah aktif atau tidak, lamanya umur toko, hingga testimoni lebih banyak positif atau negatif.
“Pastikan kita belanja di situs atau toko online yang terpercaya. Situs yang aman terdapat simbol gembok di pojok kiri atas sebelum alamat situs, atau alamat situs yang dimulai dengan https://,” tuturnya.
Kemudian, setelah memastikan penjual bisa dipercaya, cek ulasan produk yang ingin kamu beli dari pengguna lain yang sudah membelinya terlebih dahulu.
Pilih tokoh yang direkomendasikan, baca deskripsi produk, cek harga, cermati syarat dan ketentuan, hindari transfer langsung, simpan bukti pembayaran, pilih metode Cash On Demand (COD), pastikan keamanan perangkat dan cek paket dan hilangkan jejak digital.
Narasumber ketiga Marsha Risdasari dengan materi tentang ‘Gerakan Nasional Literasi Digital 2021’.
“Menurut UNESCO pengertian digital skills secara luas adalah bagaimana kita bisa menggunakan perangkat digital, aplikasi komunikasi dan jaringan untuk mengakses dan mengelola informasi,” tuturnya.
Keuntungan memiliki digital skills yakni, dapat menghemat waktu, menghemat biaya, bisa tetap terinformasi, belajar lebih cepat, tetap terhubung antar satu sama lain, bisa dapat pekerjaan di bidangnya dan bisa menginfluence dunia.
Adapun, tips membuat konten dalam sosial media ialah, membuat konten yang original, mengetahui situasi terkini, memanfaatkan fitur yang ada di dalam media tersebut, membuat foto dan video yang lebih menarik, memiliki target market audiens, memikirkan desain atau tampilan dari sosial media, copywriting yang unik! singkat padat dan jelas.
Terakhir narasumber Junaidy dengan materi tentang ‘Memahami Multikulturalisme Dalam Ruang Digital’.
Junaidy mengatakan, sebagai warga negara Indonesia dan juga sebagai warga negara digital dimana secara sosiologis dan antropologis yang membawa budaya kita secara personal di dalam dunia digital, sebagai warga negara yang meliputi hak dan kewajiban digitalnya berdasarkan pada nilai Pancasila dan isinya.
“Masyarakat digital adalah realitas hidup di abad 21 dimana manusia dalam berbagai sektor kehidupan nya terpaut dengan ITC dan teknologi digital,” ucapnya.
Sektor pertama dari kecakapan dalam budaya digital adalah bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki era digital secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital.
Dalam konteks keindonesiaan sebagai warga negara digital tiap individu memiliki tanggung jawab yang meliputi hak dan kewajiban untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan yakni Pancasila dan bhineka tunggal Ika. (RILIS)