Webinar Literasi Digital Banjarmasin; Berkenalan dengan Literasi Digital di Era Pandemi
3 min readBANJARMASIN – Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bekerjasama dengan Siberkreasi yang melaksanakan webinar Jumat (10/9), kegiatan ini dibuka oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sinaserta dipandu Ronald Andretti.
Webinar yang mengangkat tema, “Berkenalan Dengan Literasi Digital di Era Pandemi” ini menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten yakni, Restu Triandy, lalu ada Lita Ariani, M Psi, Psikolog, kemudian drg Irvanda Mulyaningsih, sp Ort dan yang terakhir Hafizhatu Nadia, M Pd.
Musisi Restu Triandy memaparkan kepada para peserta webinar bahwa, “kita seharusnya bisa lebih memanfaatkan media digital ini sebagai alat komunikasi yang benar, tepat dan sesuai dengan skill yang dimiliki agar tidak memberikan informasi yang salah,” ucapnya.
Restu Triandy yang karib disapa Andy Rif ini mengatakan dirinya lebih menghindari postingan yang bersifat privasi agar terhindar dari hal-hal yang berbau negatif.
Dilanjutkan dengan narasumber kedua Lita Ariani, M Psi, yang membahas upaya mencegah, menghadapi & melawan perundungan digital (Cyberbullying)
Cyberbullying (perundungan dunia maya) ialah perundungan dengan menggunakan teknologi digita, hal ini dapat terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game, yang ada di gawai pintar.
Adapun contoh cyberbullying yakni:
- Flaming tindakan seseorang mengirimkan pesan teks yang berisi kata-kata frontal dan penuh amarah
- Tindakan seseorang mengirim pesan-pesan berisi gangguan melalui sms, e-mail, teks jejaring sosial dengan intensitas terus-menerus.
- Tindakan dilakukan sengaja dan sadar mengumbar keburukan orang lain melalui internet.
- Tindakan memata-matai, mengganggu, dan pencemaran nama baik terhada dilakukan secara intens Beorang yang
- Tindakan berpura-pura atau menyamar menjadi orang lain untuk melancarkan aksinya mengirimkan pesan-pesan dan status tidak baik
- Tindakan menyebarkan rahasia orang lain.
“Cara mencegah cyber bullying dimulai dari pencegahan oleh diri sendiri yaitu dengan pahami apa cyberbullying itu, bagaimana kita membedakan antara lelucon/candaan dengan bullying? Lalu pintar-pintarlah memilih teman di sosial media, kemudian tidak sembarangan bercerita di sosial media dan Tidak posting terlalu sering atau banyak,” jelasnya.
Adapun cara pencegahan oleh orang tua bisa dengan di berikan edukasi cara online yang aman, kemudian pahami media sosial yang digunakan anak, awasi kegiatan online yang dilakukan anak, lalu ajari cara menghadapi cyber bullying dan posisikan diri sebagai teman.
“Katakan apa yang kamu inginkan – jika kamu merasa tidak senang,” ungkap Lita saat webinar.
Namun, menghentikan cyberbullying bukan hanya tentang mengungkapkan siapa saja para pelaku bully, namun juga tentang menekankan bahwa semua orang berhak untuk dihormati – baik di dunia maya maupun di dunia nyata.
Pembahasan ketiga yang dinarasumberi drg. Irvanda Mulyaningsih, Sp.Ort membahas Main Aman saat Belanja Online.
“Apa sih belanja online itu? Belanja online adalah segala transaksi jual beli yang dilakukan melalui media atau platform online, baik itu di market place.
Transaksi online di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya hampir semua barang bisa dibeli secara online menurut analisi SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat). Ada berbagai modus penipuan online yaitu dengan menjebak orang mengakses website palsu yang mirip aslinya, mengarahkan korban ke website yang palsu, kemudian pelaku mengirimkan uang rekening korban lalu diminta mengirimkan uang itu ke rekening lain,” ujarnya.
Hal demikian membuat korban secara tak sadar membagikan info penting, dan mirip dengan penyadapan. Lalu ciri-ciri olshop yang harus dicurigai ialah follower palsu, banting harga gila-gilaan, testimoni berlebihan, rekening pernah dilaporkan, mematikan kolom komentar, dan feed tidak menarik.
Lalu bagaimana jika sudah terlanjur tertipu? Hubungi call center bank si pelaku, melapor ke platform e-commerce, dan laporkan ke polisi.
Kemudian narasumber keempat atau terakhir, Hafizhatu Nadia, M Pd dengan tema “Siapa bilang, belajar online membosankan”.
Melalui Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease
Instruksi Menteri Dalam Negeri tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 4 corona virus disease 2019 di wilayah Sumatera, Kalimantan. Sulawesi, Nusa tenggara, Maluku dan Papua.
“Adapun kejenuhan-kejenuhan yang dialami anak-anak, mungkin saja mereka senang dapat libur akan tetapi mereka akan bosan apabila berlangsung lama, misalnya karena, mereka ingin bermain kembali dengan teman-temannya,” beber Hafizhatu.
Kejenuhan belajar (learning burnout) pada tahun 2020 berdasarkan Survei Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sebanyak 58 persen anak anak merasa belajar dari rumah tidak menyenangkan (hemenpppa.go.id).
Kemudian di tahun 2021 kejenuhan yang di dapat berupa kelelahan emosi, kelelahan fisik. kelelahan kognitif, dan kehilangan motivasi (pawicara & Conili). (RILIS)