Kalsel Bergerak Cepat Ikhtiarkan Percepatan Penanggulangan COVID
2 min readBANJARMASIN – Ketersediaan oksigen di Provinsi Kalimantan Selatan, dipastikan masih tercukupi menyusul tibanya bantuan dari Kementerian Kesehatan sebanyak 80 ton di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Rabu (1/9) pagi.
Komitmen untuk menanggulangi covid di Banua merupakan program prioritas Gubernur Sahbirin Noor dan Wakil Gubernur Kalsel Muhidin di samping upaya pemulihan ekonomi rakyat.
Saat ini Kalimantan Selatan bergerak cepat dalam upaya percepatan penanggulangan COVID-19.
“Hari ini kita kedatangan lagi bantuan dari kementerian kesehatan, 80 ton oksigen. Tapi saya minta sebelum barang mau habis, sudah ready (siap, red),” kata Sahbirin Noor saat menjemput kedatangan oksigen cair di Pelabuhan Peti Kemas Trisakti.
Dikatakan, jika ada perusahaan yang memerlukan oksigen, stok yang ada bisa saja disalurkan sepanjang tidak mengurangi kebutuhan oksigen di rumah sakit untik pasien COVID-19.
“Penyediaan oksigen, tidak hanya berkaitan manusia dan kemanusiaan, tapi juga berkaitan dengan perekonomian,” ujarnya.
Oksigen cair bantuan Kementerian Kesehatan itu diangkut 4 Iso Tank masing-masing berisi 20 ton dengan kapal KM Meratus.
Gubernur didampingi sejumlah ketua dan sejumlah anggota Satgas Oksigen itu berharap, dengan adanya bantuan tambahan oksigen dari Kemenkes ini dapat membantu penanganan COVID-19 di Kalsel.
Selain itu, semua pemangku kepentingan baik pemerintah, TNI, Polri, dan masyarakat tetap diminta saling bergotong royong dalam penanganan COVID-19.
Anggota Satgas Oksigen Kalsel, Mahyuni menambahkan, dengan jumlah pasokan oksigen yang ada, bisa mencukupi untuk kebutuhan hingga 10 hari.
“Besok datang lagi satu Iso tank dari Gresik dan dua Iso tank lainnya tanggal 3 untuk memperkuat cadangan oksigen kita. Dengan kedatangan ini, aman ketersediaan oksigen kita,” ujar Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Kalsel itu.
Disebutkan, dalam kondisi normal, kemampuan ketersediaan oksigen di Kalsel sekitar 2.700 tabung, sekitar 25 persen saja untuk rumah sakit. Namun terhitung sejak Juli 2021, pasokan oksigen diutamakan sepenuhnya untuk layanan kesehatan. (BIROADPIM-RIW/RDM/RH)