BPBD Kalsel Sinergikan Satgas Darat dan Udara Untuk Tanggulangi Karhutla
2 min readBANJARBARU – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus melakukan antisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalsel terutama di ring 1 yakni sekitar Bandara Syamsudin Noor.
Antisipasi inipun dilakukan secara maksimal baik melalui darat maupun udara.
“Untuk udara kita ada heli patroli 1, heli water bombing 3, dan darat kita melibatkan unsur masyarakat yang kita rekrut PMK,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalsel, Abriansyah Alam, Senin (30/8) kemarin.
Heli water bombing ujar Alam, hanya digunakan untuk memadamkan hotspot atau titik panas di wilayah yang tidak terjangkau satgas darat.
Sedangkan, PMK (Petugas Pemadam Kebakaran) direkrut sebagai satgas darat yang langsung bergerak memadamkan hotspot di lokasi yang terjangkau.
“Kita merekrut dari masyarakat itu dari PMK karena mereka punya prasarana, kalau kita rekrut masyarakat tapi tidak punya alat ya tidak bisa kerja juga kan. Jadi PMK kita libatkan,” ujarnya.
PMK sendiri ditempatkan di Posko Mandastana, Guntung Damar, Posko Induk dan Posko dekat Sambang Lihum.
Alam juga menjelaskan, titik rawan Karhutla di masa kemarau basah ini dipastikan lebih terkendali dari tahun-tahun sebelumnya. Mengingat sudah dilakukan pengairan.
“Sekarang belum ada titik rawan, sekarang cuma asap yang bermunculan di daerah Hulu Sungai, dan Lingkar Selatan. Untuk ring 1 tidak rawan karena sekarang berair, khususnya di daerah Guntung Damar kan sudah berair semua, di Lingkar Selatan ada hotspot muncul tapi dengan 1 water boombing sudah bisa selesai dalam sehari apa lagi belakangan ini hujan,” jelasnya.
Ditambah, Kanal di kawasan ring 1 kata alam berfungsi dengan baik sehingga dapat mengantisipasi terjadinya Karhutla.
“Kita sambil lihat bagaimana kondisi air di Guntung Damar. Dan posko disana sekarang bertugas tidak hanya memadamkan tapi mencegah terjadinya api. Kalau berair kan otomatis gambut tidak kering, yang menyala kan gambut kering,” terangnya
Meski demikian, ia tak menampik jika asap Karhutla sempat menutupi landasan Bandara, namun tidak memakan waktu lama.
“Dekat bandara saat ini aman, pernah 1 hari di Guntung Manggis Ujung asapnya sempat menutup Landasan Bandara tapi tidak lama, cuma sebentar karena sumber api bisa kita atasi,” terangnya.
Diprakirakan, pada dasarian kedua bulan September nanti akan ada kemungkinan penurunan tingkat curah hujan, sehingga kewaspadaan akan lebih ditingkatkan.
“Namun di Oktober mudah-mudahan sudah mulai basah. Sekarang, 3 heli bombing stanby 4 sampai 5 jam sehari,” katanya.
Alam berharap, kedepan ada upaya permanen pencegahan Karhutla seperti pembuatan kanalisasi.
“Yang ada ini bukan permanen. Permanen ini dalam definisi saya bikin kanalisasi, penyekatan tentu biayanya cukup besar tapi itu salah satu upaya kita agar Karhutla tidak terus berlanjut,” katanya.
Selain itu juga, merubah pola bertani dari membakar ke pola cacah yang harus disosialisasikan ke tiap kelompok tani dengan melibatkan PPL, Bhabinkamtibmas dan Babhinsa.
“Manjemen kolaboratif semua unsur dimasukkan, BNPB lambangnya segitiga, itu pemerintah, dunia usaha dan masyarakat berkolaborasi menanggulangi bencana, karena bencana ini milik semua, semua sama – sama menangani itu,” tutupnya. (ASC/RDM/RH)