Lomba 17-an, Pemprov Kalsel : Tahan Dulu, Kondisi Tak Memungkinkan
1 min read
Lomba Panjat pinang: Sumber Foto (Google)
BANJARBARU – Lomba tarik tambang, panjat pinang, balap karung adalah sedikit dari keseruan yang menjadi hal ‘wajib’ dalam setiap perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Namun berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dengan kondisi yang semakin mengkhawatirkan ditengah pandemi COVID-19 bersama varian barunya, maka diharapkan setiap orang dapat menahan diri agar wabah ini tidak semakin merebak.
“Kegiatan ini lebih baik di tahan dulu. Istilah orang Banjar, bawa batanang dulu, musuh (COVID-19) harat,” ujar Kepala Dinas PMD Kalsel, Zulkifli, Kamis (12/8) kemarin.
Terlebih katanya, tingginya angka kasus COVID-19 hingga ke pelosok desa ini, harus dipahami betul oleh kepala desa sebagai panutan di masyarakat. Sehingga mampu memberikan pemahaman kembali kepada masyarakat.
“Perayaan tidak akan kehilangan makna. Kita masih bisa melalui medsos,” katanya.
Hal ini juga ujar Zulkifli, berlaku bagi seluruh desa tanpa terkecuali. Meskipun ada desa di Kalsel yang mempunyai status bebas COVID-19. Namun adanya kerumunan akan berpotensi besar terjadinya penularan.
“Mobilitas orang kan tinggi, nanti yang datang bukan hanya dari desa tersebut. Jadi sebaiknya sabar saja dulu,” tegasnya.
Diketahui, Data satgas penanganan COVID-19 Kalsel hingga Kamis (12/8) menunjukkan, kasus aktif hingga di Kalsel mencapai 20,21 persen, atau sebanyak 11.399 orang. Merekapun terpaksa masih harus menjalani perawatan di rumah sakit maupun karantina khusus dan isolasi mandiri. Sementara kematian akibat COVID-19 di Kalsel telah mencapai angka 2,98 persen, atau sebanyak 1.680. (ASC/RDM/RH)