Sambangi Kalsel, Ini Yang Dilakukan Panglima TNI dan Kapolri
3 min readBANJARBARU – Dalam agendanya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo melaksanakan kunjungan kerja ke Kalimantan Selatan pada Kamis, (5/8).
Kedatangan Panglima TNI dan Kapolri ke Kalimantan Selatan disambut oleh Pj. Gubernur Kalsel, Kapolda Kalsel, Danrem 101/Antasari, Danrindam VI/Mulawarman, Danlanud Syamsudin Noor, dan Dandim 1006/Banjar di VIP Rom Bandar Udara Syamsudin Noor, Kalimantan Selatan.
Kunker tersebut dalam rangka pertemuan atau rapat dengan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) Provinsi Kalsel, Kota Banjarmasin, dan Kota Banjarbaru, serta melaksanakan tracing melalui aplikasi Silacak dan InaRISK.
Aplikasi Silacak adalah program penguatan tracing dalam penanganan pandemi COVID-19, sedangkan InaRISK adalah aplikasi yang bertujuan untuk mendeteksi penyebaran COVID-19 dan menyusun strategi pelaksanaan program, kebijakan, serta kegiatan untuk mengurangi risiko bencana Virus Corona.
Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, Panglima TNI dan Kapolri bersama rombongan melaksanakan kunjungan singkat di Kalimantan Selatan, dengan agenda kegiatan tatap muka kepada Forkopimda Provinsi Kalsel, Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru di gedung Idham Chalid Banjarbaru, dilanjutkan pengecekan serta penggunaan aplikasi Silacak dan InaRISK kepada Kepala Puskesmas, Babinsa, Babinkamtibmas dan Kepala Kelurahan.
“Beberapa hari lalu kita melaksanakan rapat terbatas terkait penanganan COVID-19, berupaya menekan laju penularan COVID-19, pada bulan Mei 2021 kita dikagetkan dengan varian baru Delta yang lebih hebat dari virus Wuhan, saat ini trend laju penularan di Indonesia masih terus berjalan dan kasus COVID-19 wilayah Banjarmasin berada di Level 4,” ucap Panglima TNI dalam pengarahannya.
Kepada para kepala daerah, juga sudah dilaksanakan pelatihan tracer dan segera diimplementasikan di lapangan. Dimana setiap petugas tracer harus memberi laporan kepada aplikasi Silacak dan InaRISK.
“Harapan saya pelaksanaan tracer di setiap Puskesmas dapat berjalan dengan baik, kerjasama dengan Babinsa dan Babinkamtibmas. Oleh sebab itu tugas untuk menekan laju penularan harus kita laksanakan, setiap kasus konfirmasi harus dilaksanakan entry test dengan rapid antigen atau PCR, kalau OTG maka dilaksanakan isolasi selama 10 hari, setelah itu dilaksanakan test dengan Antigen atau PCR, sedangkan bergejala maka dilaksanakan isoter selama 14 hari, setelah itu test Antigen atau PCR. Kemudian terkait kontak erat, harus ada strategi komunikasi yang baik untuk bisa membujuk masyarakat yang tanpa gejala untuk karantina, kalau hasilnya reaktif maka dilaksanakan isoter dan pelaksanaan karantina harus benar-benar dipahami dan apabila ada permasalahan harus dapat diatasi oleh Babinsa dan Babinkamtibmas,” sebutnya.
Lebih lanjut Panglima TNI juga mengatakan, bahwa harus tersedia paket obat untuk masyarakat yang sedang melaksanakan perawatan. Mekanisme ini harus diakukan untuk bisa menekan penularan.
“Kedatangan saya kesini ini mengajak untuk menekan kasus konfirmasi COVID-19 dengan tracing kontak erat, solusinya kasus konfirmasi masuk karantina/isoman dan isoter, kemudian setelah melaksanakan tracing kontak erat adalah dengan program vaksinasi. Namun kita juga menitip pesan bahwa kita harus memulai kebiasaan baru dengan menggunakan masker, apabila sudah merasa tidak enak badan laksanakan isoman, Isoman itu tanpa perintah dan kesadaran. Kita harus terus-menerus sampaikan kepada masyarakat, kita harus bisa berdampingan dengan COVID-19, namun kita tidak terkena COVID-19 dengan kebiasaan baru memakai masker dan apabila kurang enak badan, laksanakan isoman, petugas di lapangan, Babinsa dan Babinkamtimbas hanya bertugas input data aplikasi Silacak dan InaRISK dan Covid 19 adalah ancaman global yang harus kita lawan bersama,” pungkasnya.
Sedangkan Kapolri dalam pengarahannya mengatakan, bahwa peningkatan vaksinasi bisa benar-benar terwujud.
“Yang perlu saya ingatkan kelonggaran yang diberikan oleh pemerintah tolong diawasi terkait penanganan masalah kesehatan dan pandemi COVID-19, penurunan level perlu kerja keras, tetap harus diingatkan tetap memakai masker dan menghindari kerumunan, walaupun sedang dalam PPKM, harapan kita pertumbuhan ekonomi tetap bisa positif. Kalau kepatuhan tidak muncul dari kesadaran akan berdampak terhadap masalah potensi meningkatnya COVID-19. Perketat pengawasan protokol kesehatan, cek juga stok obat kita, koordinasi dengan kementerian kesehatan, terkait ketersediaan oksigen, kita juga akan bantu dari pusat, atur distribusi dengan baik,” pesan Kapolri.
Terkait pembatasan, Kapolri meminta agar masyarakat terdampak, diberikan bantuan yang disampaikan langsung kepada mereka, agar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Dari penyerapan anggaran yang ada, perlu ada pendampingan, apa yang dibutuhkan masyarakat bisa tersalurkan dan selalu bekerjasama, kalau ada masalah, sampaikan ke komando atas untuk dipecahkan bersama. Tetap layani masyarakat yang membutuhkan vaksinasi dan terus sinergi dan solid sehingga bisa menangani pandemi COVID-19 dengan baik dan bisa kita lalui dengan baik,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut Panglima TNI dan Kapolri memberikan bantuan oksigen konsentrat kepada Walikota Banjarmasin dan Walikota Banjarbaru.
Usai melaksanakan rangkaian kegiatan di Kalsel, Panglima TNI dan Kapolri kemudian melalui VIP Room Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru untuk melanjutkan agendanya menuju Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. (PENREM-RIW/RDM/RH)