Ekspor di Kalsel Lebih Tinggi dari Impor
2 min read
Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah saat memaparkan data
BANJARBARU – Nilai ekspor di Kalimantan Selatan menempati angka yang lebih tinggi dibandingkan impor pada Juni 2021. Hal ini terungkap melalui rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Senin (2/8).
Berdasarkan data BPS Kalsel, nilai ekspor Kalsel pada Juni 2021 tercatat USD698,87 juta. Naik 3,42 persen dibandingkan Mei 2021 yang mencapai USD675,75 juta. Sedangkan, nilai impor mengalami kenaikan sebesar 1,33 persen. Dari USD31,06 juta menjadi USD31,47 juta.
Mengenai nilai ekspor, Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, nilainya naik lantaran kontribusi ekspor dari sejumlah kelompok barang pada Juni mengalami kenaikan.
“Salah satunya kelompok bahan bakar mineral, nilainya USD584,92 juta. Naik sebesar 10,54 persen dibandingkan Mei,” ujarnya melalui channel YouTube BPS Kalsel.
Selain bahan bakar mineral, dia menyebut kelompok barang lain yang juga mengalami kenaikan ekspor yakni kelompok kayu atau barang dari kayu.
“Nilai ekspor kelompok ini di Juni USD29,94 juta, naik sebesar 38,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya,” sebutnya.
Terkait negara tujuan ekspor, pada periode April barang-barang dari Kalsel paling banyak diekspor ke Tiongkok dengan nilai USD359,80 juta.
“Nilai ekspor ke Tiongkok ini mengalami kenaikan 31,14 persen dibandingkan Mei 2021,” ungkapnya.
Selain Tiongkok, ekspor Kalsel ke India pada Mei juga cukup tinggi yakni sebesar USD78,03 juta.
“Malaysia berada di urutan ke tiga dengan nilai ekspor sebesar USD62,22 juta, disusul Jepang USD39,30 juta dan Pakistan USD30,64 juta,” ucapnya.
Sementara itu, untuk perkembangan impor, Yos menuturkan, ada tiga kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi pada Juni 2021. Yakni, bahan bakar mineral sebesar USD24,95 juta; kapal laut, USD2,96 juta dan kelompok pupuk, USD1,24 juta.
“Kontribusi dari masing-masing tiga kelompok ini kalau diurut adalah 79,29 persen, 9,40 persen dan 3,94 persen dari total impor Juni,” ucapnya.
Mengenai impor menurut negara asal, Yos merincikan, tertinggi berasal dari Singapura yang mencapai USD25,12 juta. Diikuti Malaysia, USD3,05 juta dan Korea Selatan, USD1,83 juta.
“Singapura jadi yang tertinggi karena kontribusi impornya mencapai 79,82 persen, dari total nilai impor Kalsel,” rincinya.
Dari data-data nilai eskpor dan impor, dia menuturkan neraca perdagangan ekspor impor Kalsel pada Juni 2021 menunjukkan nilai yang positif. Yakni, surplus sebesar USD667,40 juta.
“Nilai tersebut lebih besar dibandingkan neraca perdagangan pada bulan Mei 2021 yang surplus USD644,69 juta,” paparnya. (ASC/RDM/RH)