3 Desember 2024

LPPL Radio Abdi Persada 104,7 FM

Bergerak Untuk Banua

Wanita Pernah Hamil Tidak Boleh Donor Plasma Konvalesen

2 min read

Kepala UDD PMI Kota Banjarmasin, Aulia Ramadhan Supit, saat memberikan komentarnya

BANJARMASIN – Perempuan yang sudah pernah hamil, tidak boleh melakukan donor plasma konvalesen bagi pasien COVID-19. Hal ini disampaikan Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Banjarmasin Aulia Ramadhan Supit kepada wartawan pada Kamis (22/7). Menurutnya, saat ini memang terjadi peningkatan kasus COVID-19, yang berpengaruh dengan permintaan donor plasma konvalesen. Namun tidak semua orang bisa melakukan donor, salah satunya wanita yang pernah hamil. Orang seperti ini tidak boleh menjadi pendonor, karena mempengaruhi plasma darah, menyebabkan beresiko TRALI pada pasien tersebut.

“TRALI adalah pembengkakan pada paru-paru menyebabkan pasien akan mengalami semakin sesak nafas,” ucapnya.

Aulia mengakui, selama ini banyak warga ingin mendonorkan plasma konvalesen. Diantaranya adalah perempuan yang sudah pernah hamil, dalam aturan tidak diperkenankan. Karena menyesuaikan pedoman pembuatan plasma konvalesen.

Terkait wanita yang belum pernah hamil, hal itu harus dilakukan pemeriksaan human leukocyte antigen (HLA), sedangkan di laboratorium tidak semua alat ada untuk memeriksanya, yakni harus dikirimkan terlebih dahulu ke Jakarta atau daerah lain dan memerlukan waktu.

“Kami hanya menerima pendonor plasma konvalesen lelaki saja,” katanya.

Lebih lanjut Rama (sapaan akrabnya) menambahkan, dalam satu bulan biasanya memproduksi 10 – 20 kantong plasma konvalesen, namun untuk dibulan Juli ini sudah diproduksi hingga 200 kantong. Hal ini disebabkan tingginya permintaan dan itupun tidak bisa dipenuhi semuanya.

Pesan berantai melalui WhatsApp pun juga telah dilakukan. Dengan demikian bagi masyarakat yang ada memiliki pendonor plasma konvalesen sesuai kriteria, bisa langsung ke kantor UDD PMI di Jalan S Parman Banjarmasin.

“Kita bekerja 24 Jam, dan mohon maaf bagi yang belum terpenuhi permintaan donor plasma konvalesen,” tutupnya.

Aulia berharap, seluruh lapisan masyarakat semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama lima M mulai memakai masker, membiasakan mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, wajib menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

Untuk diketahui, terapi plasma konvalesen merupakan salah satu terapi pilihan yang bisa mengurangi tingkat keparahan infeksi COVID-19 dan mempercepat proses penyembuhan pasien. (NHF/RDM/RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.