Disdikbud Kalsel Gelar Jelajah Cagar Budaya
2 min read
Suasana jelajah cagar budaya
BANJARMASIN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Bidang Kebudayaan, baru saja menggelar jelajah cagar budaya.
Plt Kabid Kebudayaan Muhammaddun, melalui Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan Arry Risfansyah, kepada Abdi Persada FM pada Jumat (2/7) mengatakan, pihaknya baru saja menggelar jelajah cagar budaya, yang dilaksanakan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) pada akhir Juni 2021 tadi, namun semua kegiatan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Tujuan dilaksanakan kegiatan jelajah cagar budaya untuk mempromosikan, melestarikan cagar budaya dan memperkuat identitas budaya, sehingga semakin meningkatkan pemahaman pada siswa dan siswi, dalam memberikan pengetahuan, khususnya pengetahuan sejarah dan cagar budaya yang berkaitan dengan keilmuan cagar budaya, agar dapat menanamkan kecintaan kebangsaan dan budaya.
“Kegiatan jelajah cagar budaya, di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, mengunjungi ke Masjid As Su’ada atau dikenal Masjid Baangkat) Rumah Bersejarah Desa Durian Rabung, dan Rumah Bersejarah di Karang Jawa, sebagai pengenalan cagar budaya di Kalimantan Selatan untuk pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan,” ucapnya panjang lebar.
Arry menjelaskan, kegiatan jelajah cagar budaya diikuti 4 sekolah sebagai peserta, yaitu SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3 Kandangan dan SMAN 1 Angkinang, dengan jumlah masing-masing 18 orang siswa siswi, guru pendamping 2 orang, sehingga totalnya 80 orang. Menghadirkan 2 narasumber yakni Wajedi sebagai ahli sejarah dan Hartatik selaku arekeologi memperkenalkan cagar budaya dan tentang arkeologi.

“Selama kegiatan jelajah cagar budaya, kita bagi dua kelas, yaitu satu kelas hanya 40 diisi peserta, selain itu wajib memakai masker, dan diatur jarak duduk,” katanya.
Lebih lanjut Arry menambahkan, setelah selesai kegiatan jelajah cagar budaya, pihaknya berencana menggelar tiga kegiatan lain, berlokasi di museum wasaka yaitu belajar bersama di museum, lomba mading 3 dimensi, dan pameran temporer.
“Kegiatan itu tetap ketat menerapkan protokol kesehatan, apalagi lomba mading 3 dimensi, sudah pernah digelar pada akhir Desember 2020 lalu, dan diapresiasi para guru serta kalangan pelajar,” tutupnya. (NHF/RDM/RH)