Webinar Literasi Digital : Tetap Ber-Bhineka Tunggal Ika di Dunia Digital
3 min readBANJAR – Berlangsung secara virtual, Webinar Literasi Digital dengan Topik Berosialisasi di Ruang Digital, diselenggarakan di kabupaten Banjar. Acara dimulai pukul 10.00 WITA ini menghadirkan narasumber Linda Widiachristy anggota Indonesia Architect Association (IAI), Dyan Nugraha Dosen Farmasi Universitas Sari Mulia, Fitryan Rozi Owner and Founder Cut Barbershop Group Indonesia , dan key opinion leader (KOL) Ni Putu Dwi Verayanti Utami CSP Professional Public Speaker, Lecturer, Enterpreneur, Founder dan CEO of @publicspeakingbali.
Kegiatan yang dihadiri secara online ini merupakan bagian dari Program Literasi Digital Nasional : Indonesia Makin Cakap Digital, yang telah dicanangkan oleh Presiden RI, Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu. Masing-masing narasumber menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama Literasi Digital yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
Wawasan kebangsaan, karakter yg bisa dipegang teguh saat bermedia sosial, tetap pada nilai-nilai Pancasila saat berinteraksi di medsos, sehingga nilai kekeluargaan, gotong royong, menyadari bahwa dunia digital bukan milik pergolongan atau perorangan, hargai perbedaan seperti yang tertuang pada bhineka tunggal ika. Sehingga keragamaan potensi kesatuan tetap terjaga diderasnya arus digital.
“Boleh saja digital culture dan aktif di aplikasi digital culture tanpa melupakan budaya kita,” ucap Linda seorang milenial dari Kalimantan yang sekarang melanjutkan studinya di Belanda.
Menurut mahasiwi MSc Student- Urban Environmental Management Wageningen University, The Netherlands dan peneliti perkotaan ini dalam berbudaya di era digital haruslah memahami, implementasi, inklusif, pluralistik, apresiasi, kesatuan dan adil serta menjaga nilai-nilai budaya Indonesia dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam dunia maya; menghargai perbedaan dan berkomentar dengan tidak SARA.
Hal senada juga disampaikan Dyan Nugraha yang menjadi pembicara kedua pada webinar yang didahului sambutan Bupati Banjar Saidi Mansyur. Menurut Dyan dalam dunia digital jangan melanggar hak org lain. Bebas Terbatas adalah Obat dan Internet OBT: bebas dibeli tanpa resep dokter, namun dengan jumlah yang terbatas, dan terdapat peringatan pemakaiannya. Sama halnya dengan internet atau kanal digital, penggunaanya dan kebebasan ekspresinya harus dibatasi dan terdapat peringatan di dalamnya.
“Apa yang sudah kita lempar ke publik dunia media digital tidak akan bisa dengan mudah kita tarik kembali”, ungkap mantan jurnalis TV nasional ini.
Batasan tersebut memurutnya sudah diatur oleh Agama, norma dan nilai kebaikan ; kesusilaan, perjudian, pencemaran nama baik, kerugian konsumen, pemerasan dan/atau pengancaman, SARA dan kekerasan. Check validasi, urgensi dari berita yang kita dapat dari media sosial.
Internet menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Indonesia menjadi pembuka kata dari Key opinion Leader Ni Putu Dwi Verayanti Utami. Menurut pengajar public speaking dari Bali ini Nilai positif bisa bertemu dengan orang lain didunia maya, bisa berbagi dan menawarkan produk jualan dengan mudah. Hal negatif dari internet karena bulliying / saling ejek komentar yang berhujung tindak kekerasan.
“Berkomentarlah seperlunya jangan hanya mengikut hal-hal viral yang akhirnya merugikan diri sendiri,” jelas CEO of @publicspeakingbali.
Ditekan juga dalam era digital ini untuk lebih berhati-hati saat upload, like, share dan komentar yang baik sehingga kelak 10 tahun atau 20 tahun kemudian kita masih bisa melihat jejak positif yang bisa kita lihat di internet.
Jaman Digital siapapun bisa menjadi pebisnis. Tapi bagaimana bisa menghadapi badai COVID-19.
“Tips nya rubah VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) bisnis anda!”, disampaikan oleh Bang Ozi (Fitryan Rozi) yang juga Director of Go.orbit Training & Consulting selain memiliki usaha Cut Barbershop. Menurut pembicara penutup pada webinar yang digagas Kemekominfo tahun 2021 VUCA adalah Volatility rubah menjadi visi, goals produk/ layanan bisnis kita. Uncertainty rubah menjadi lebih memahami, dinamis memahami pasar/ konsumen. Complexity rubah menjadi clarity fokus pada perbaikan produk/layanan saat ini. Ambiguity rubah manjadi Agility eksekusi dengan lincah dan adaptasi dengan cepat.
Seperti diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) akan menyelenggarakan berbagai kegiatan Webinar Literasi Digital : Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021. Kegiatan Webinar Literasi Digital ini bertujuan untuk mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.
Masyarakat dapat terus memperoleh berbagai materi pelatihan literasi digital di akun media sosial @siberkreasi. (ADV-RDM/RH)