COVID-19 Penjualan Sepeda di Kalsel Sempat Raup Keuntungan Hingga Dua Kali Lipat
2 min readBANJAR – Terhitung sejak Maret – Desember 2020 lalu tingkat penjualan sepeda di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan berhasil meraup keuntungan hingga dua kali lipat.
Setelah setahun berlalu, masa berlaku penjual ‘bike boom’ di dua wilayah itu diketahui hanya mampu bertahan sampai April 2021 meskipun pandemi COVID-19 mempunyai dampak besar terhadap lonjakan pembelian.
“Saat awal-awal COVID-19, sepeda yang terjual di toko kami ini naik hampir dua kali lipat. Yang biasanya 5 buah, menjadi 10 buah” ungkap Ilham, salah satu pemilik toko sepeda di kawasan Pasar Martapura, Kabupaten Banjar, Kamis (17/6) siang.
Diketahui, penjualan sepeda diprakirakan menurut Ilham sempat melebihi permintaan pasar dari jumlah yang disediakan.
“Lonjakan melebihi hampir 100 persen. Bahkan, produsen pabrik sempat menaikan harganya, tetapi minat masyarakat pada waktu itu cukup tinggi hingga membuat kami kewalahan,” paparnya.
Dia menuturkan, tingginya permintaan masyarakat terhadap industri sepeda beberapa waktu lalu ternyata membuat sejumlah merk yang dijual sempat mengalami kenaikan harga.
“Sempat ada harga jual dari pabrik sepeda itu mengalami naik, dan kami harus menjual perbuahnya sekitar 3 hingga 4 juta rupiah itu khusus sepeda lipat dan jenis sepeda gunung. Tetapi, sekarang sudah mulai normal dari kisaran 2 hingga 2,5 juta rupiah atau turun hampir 50 persen,” ucapnya.
Hal senada disampaikan penjual sepeda di kawasan Kota Banjarbaru, Nur Aidin. Menurutnya, awal masuknya pandemi COVID-19, intensitas pembeli moda transportasi ramah lingkungan ini mencapai hampir 100 persen lebih. Hal itu terlihat, banyaknya program gowes yang diselenggarakan.
“Sepeda lipat saja pernah mencapai 3 jutaan, tetapi karena penggunanya mulai berkurang kira-kira sekitar 40 persen turun. Jadi sekarang harganya yang dijual disini bisa mencapai 1 hingga 1,5 juta rupiah saja,” jelasnya.
Aidin mengungkapkan, dari sekian pendapatan yang diterima melalui hasil penjualan sepeda kini hanya mampu tercapai sekitar 50 persen.
“Ya mau gimana lagi, masalahnya ini musiman,” tutupnya.
Kendati sejumlah sepeda dewasa kini mulai terdampak. Namun, sepeda khusus bagi anak-anak masih tetap menjadi langganan setia oleh sejumlah orang tua. Terlebih, rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas bakal diselenggarakan menjadi alasan bertahannya barang ramah lingkungan tersebut. (RHS/RDM/RH)